Friday, 10 April 2015

Dôkarim Sang Sastrawan dari Aceh

Ditulis oleh: Imam Juaini
Dôkarim alias Teungku Abdoel Karim berasal dari kampung Keutapang Dua atau Lam Teungoh, Wilayah VI Sagoe XXV Mukim Peukan Bada. Ia lahir sekitar 1844 atau sebelum Perang Aceh melawan kolonial Belanda meletus pada 26 Maret 1873 dan meninggal sekitar 1887 atau sebelum Sultan ‘Alaidin Muhammad Daudsyah ditawan Belanda pada 1903. Ia seorang penyair, penari dan pewarta perang, Mengandalkan ingatan yang brilian, ia selalu merekam dan menambah setiap bait-bait sajak sesuai dengan berita baru dari medan laga yang disampaikan oleh saksi mata. Gubahan sajaknya terus dimodifikasi sendiri dan dilantunkan dalam setiap pertunjukan tari. Ia gemar menambah episode baru karena merasa belum selesai benar dalam perkembangan situasi mutakhir sehingga akhirnya terkumpul dalam karya monumentalnya; Hikayat Prang Gompeuni. Di samping seorang syeikh Seudati, ia juga orator, dan ahli pantun (seumapa) dalam setiap pesta perkawinan. Keindahan, juga pilihan diksi yang tepat ditambah pengetahuan tentang pantun, hadih-maja dan beragam prosa lama, menjadikannya pesohor yang diundang dalam setiap kegiatan masyarakat.

No comments:

Post a Comment

Sampaikan komentar anda terhadap tulisan ini dengan baik dan sopan. Saya berterima kasih atas semua kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Blog Archive